Festival Inklusivitas Museum Nasional: Pengalaman Belajar Berbudaya bagi Peserta Didik SLB A Pembina Tingkat Nasional
Jakarta, 17 Desember 2024 — Peserta didik dan tenaga pendidik SLB A Pembina Tingkat Nasional mengikuti kegiatan Festival Inklusivitas Museum Nasional Indonesia 2024 yang diselenggarakan oleh Museum Nasional dan Tim Pengabdian Masyarat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dengan tema Gembira Berbudaya, Museum untuk Semua. Kegiatan ini merupakan peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember.
Pada kesempatan ini peserta didik diberikan fasilitas khusus untuk meraba koleksi museum dengan menggunakan sarung tangan agar mereka dapat merasakan langsung bentuk dan tekstur objek-objek yang ada, sehingga dapat mengakses pengalaman belajar yang inklusif dan memperkaya pemahaman mereka terhadap sejarah serta budaya melalui indera peraba. Fasilitas ini juga bertujuan untuk memberikan kesempatan yang setara bagi semua peserta didik dalam menikmati dan mempelajari koleksi museum.
Selain kegiatan mengenal koleksi museum dengan perabaan, peserta didik juga mendengarkan story telling mengenai koleksi museum, serta membuat prakarya. “Hari ini anak-anak hebat kami dapat belajar langsung dari sumber sejarah, budaya dan seni yang ada di museum ini dan mendapatkan pengalamanan belajar yang bermakna serta akan menjadi bagian dari proses belajar yang tidak terlupakan karena sudah disesuaikan dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus dengan hambatan penglihatan.” Jelas Bu Indrawati Saptariningsih, Kepala SLB A Pembina Tingkat Nasional.
Rangkaian kegiatan ini menjadi momen yang penting dan tidak terlupakan bagi peserta didik karena mereka mendapat pengetahuan yang utuh mengenai koleksi museum. Hal ini sesuai dengan tiga prinsip utama dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak dengan hambatan penglihatan yaitu pengalaman konkrit melalui eksplorasi perabaan, penyatuan antar konsep melalui indera perabaan dan pendengaran, serta belajar sambil melakukan untuk memberikan pemahaman konkrit.
Peserta didik merasa senang dan antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan karena hal ini memberikan pengalaman baru. Selama ini ketika peserta didik mengunjungi museum lebih banyak mendapat informasi secara auditori, namun kali ini mereka dapat meraba koleksi museum secara langsung. Harapannya, papan informasi pada setiap koleksi museum dapat dilengkapi dengan bentuk braille agar dapat lebih inklusif dan mudah diakases bagi penyandang hambatan penglihatan.